JAUHKAN KAMI

Memantul-mantul adzan, dari atap dan sela pohon
berkesiur renik kecil, angin menguar gegas, lampu serupa lampion
masih mendorong pintu, menuju anjungan tunai mandiri
sesore tadi telpon menyanyi. kabari seorang yang cemas menanti
antri sambil memandang freezer, berjajar es krim aneka warna
ketan hitam, kacang hijau, coklat, strawberry. aku beli besok saja
Adzan masih melanglang. Usainya, tangkupkan tangan, sempurnakan doa
mesin telah tunai, purna tugasnya
Laki-laki yang masih bersantai. Jejaka yang cenderung abai.
Desir al fatihah sampai dengan lantang
Jarak dekat fisik ke masjid, jarak jauh hati.
Tak lamat kaki menjelang, apalah lagi lintang pukang
Masjid di sebelah, tak menaut sebab terbelah
Menaranya tampak menjulang, tak menyisa sebab kalbu terhalang
Sehalaman ayat membentang, tak menyisa akibat telinga melarang
Adzan ke adzan adalah ketakutan
iqomah ke iqomah adalah bukti lemah
Ini kami. Sesibuk hati pada dunia, seluas itu tipu menyapa
Sujud sekedarnya. Doa seadanya. Bertaubat banyak lupa.
Jauhkan kami. Dari berat langkah mendekat.
Jauhkan kami. Dari al quran yang cuma hiasan.
Jauhkan kami. Dari anak-anak yang imannya diinjak.
Jauhkan kami. Dari tipuan yang di-indahkan.
Jauhkan kami, dari tipu daya yang merintangi dekat.
Biar lekat, dalam berkah dan rahmat
Tidak ada komentar: